Sabtu, 29 Maret 2014

Lorde - Royals






[Verse 1]I've never seen a diamond in the fleshI cut my teeth on wedding rings in the moviesAnd I'm not proud of my address,In a torn-up town, no postcode envyBut every song's like gold teeth, grey goose, trippin' in the bathroomBlood stains, ball gowns, trashin' the hotel room,We don't care, we're driving Cadillacs in our dreams.But everybody's like Cristal, Maybach, diamonds on your timepiece.Jet planes, islands, tigers on a gold leash.We don't care, we aren't caught up in your love affair.And we'll never be royals (royals).It don't run in our blood,That kind of luxe just ain't for us.We crave a different kind of buzz.Let me be your ruler (ruler),You can call me queen BeeAnd baby I'll rule, I'll rule, I'll rule, I'll rule.Let me live that fantasy.[Verse 2]My friends and I—we've cracked the code.We count our dollars on the train to the party.And everyone who knows us knows that we're fine with this,We didn't come from money.But every song's like gold teeth, grey goose, trippin' in the bathroom.Blood stains, ball gowns, trashin' the hotel room,We don't care, we're driving Cadillacs in our dreams.But everybody's like Cristal, Maybach, diamonds on your timepiece.Jet planes, islands, tigers on a gold leashWe don't care, we aren't caught up in your love affairAnd we'll never be royals (royals).It don't run in our bloodThat kind of luxe just ain't for us.We crave a different kind of buzz.Let me be your ruler (ruler),You can call me queen BeeAnd baby I'll rule, I'll rule, I'll rule, I'll rule.Let me live that fantasy.Ooh ooh ohWe're bigger than we ever dreamed,And I'm in love with being queen.Ooh ooh ohLife is great without a careWe aren't caught up in your love affair.And we'll never be royals (royals).It don't run in our bloodThat kind of luxe just ain't for us.We crave a different kind of buzzLet me be your ruler (ruler),You can call me queen BeeAnd baby I'll rule, I'll rule, I'll rule, I'll rule.Let me live that fantasy.


Selasa, 28 Januari 2014

Ghost of School



Bel tanda istirahat telah usai berbunyi, Citra, Syfa dan Desi segera berlari ke kelas untuk tidak telat mengikuti pelajaran.
“huffthh… Kalian ini, selalu deh pergi ke kantin lamaaaa bangeeett..” gerutu Ayunda
“iihh kita kan laper banget..” jawab Citra yang duduk di samping Ayunda,
“iya bener tuh, lagian kamu kenapa nggak jajan sih?” Tanya Syfa yang duduk di depan Ayunda,
“kalau kamu nggak punya uang pinjam aku dulu saja” tawar Desi yang duduk di samping Syfa.
“ya bukannya aku lagi tidak ada uang, tapi aku lagi mau hemat” jelas Ayunda yang merupakan anak yang lumayan sederhana dan baik hati
“yaelah, ngapain sih hemat-hemat? Memang kamu mau beli apa?” tanya Syfa yang merupakan anak yang juga sederhana tetapi lumayan pelit
“aku mau pakai buat beli boneka teddy bear yang besar” jawab Ayunda sambil senyum-senyum
“minta beliin saja sama papa mama kamu” saran Citra yang sangat manja sama papa dan mamanya
“iya betul tuh kata Citra” timpal Desi yang paling berada keluarganya.
“sudah deh, oh iya nanti kita latihan nari yuk, kan sebentar lagi mau ujian tari” ucap Citra,
“kapan sore ini?” Tanya Syfa
“ya iya lah, memang kita sudah berapa kali latihan? Sekali saja belum” jawab Citra gemes sambil mencubit pipi Syfa. Syfa hanya merintih pelan kesal sedikit
“iya sih, tapi nanti pulangnya malam dong?” Tanya Ayunda yang sepertinya takut,
“iya lho Cit, katanya sekolah kita ini angker” ucap Desi
“aku nggak takut, manja-manja begini aku tuh berani!” sombong Citra,
“besok aja deh, besok kan minggu” saran Ayunda
“yah aku nggak bisa, besok aku mau jalan sama keluarga aku ke taman buah” Ucap Syfa
“wuiss, enak banget tuh, iya aku juga nggak bisa besok aku kan ke gereja abis itu mau ke dufan” jelas Desi menambahkan
“iya aku juga nggak bisa, besok aku mau jalan sama papa aku ke istana lollipop” tambah Citra
“asyik banget yach kalian pada jalan-jalan” murung Ayunda
“tenang, aku bawain oleh-oleh kok” bujuk Citra
“iya aku juga bawain oleh-oleh” ucap Desi dan Syfa bersamaan.
“jadi, Sore ini ya, di perpus, tenang, Pak Kasim kan berserta keluarganya tingga disini” ucap Citra
“ya sudah deh setujju” ucap Desi, Ayunda dan Syfa.
Sepulang sekolah mereka bertiga ke perpustakaan sekolah yang terletak di halaman belakang sekolah. Di sebelah utara Perpustakaan itu tanah kosong yang ditanami tanaman singkong, di sebelah selatan ada kamar mandi siswa, di sebelah barat kantin, dan sebelah timur lapangan voli.
“aduh, sudah maghrib nih.. ayo cepat pulang” pinta Ayunda pada teman-temannya
“nanti, kita pada belum hafal gerakan yang terakhir, sebentar saja, sehabis ini kita ulang gerakan dari yang pertama sampai selesai sehabis itu kita pulang” jelas Citra.
“ya sudah ayo cepat latihan, lebih cepat lebih baik” ucap Desi, Syfa yang terlihat gelisah hanya duduk terdiam saat teman-teman sudah berdiri semua
“kenapa kamu Syfa?” Tanya Citra heran,
“aku mau buang air kecil” jawab Syfa malu
“aduh, Syfa! Kebiasaanmu itu bisa tidak di tahan? Sudah tahu lagi keadaan seperti ini” marah Desi,
“ya mau gimana lagi? Aku sudah tidak tahan, antarkan aku dong..” pinta Syfa pada salah satu temannya
“ya sudah sama aku saja, aku juga mau buang air” ajak Ayunda.
Akhirnya mereka berdua ke kamar mandi yang tak jauh dari perpustakaan, kini tinggal Citra dan Desi di Perpustakaan.
“Ayunda, kita masuk berdua yuk, aku takut masuk ke dalam sendirian” pinta Syfa,
“ya, baru aku mau saran begitu” jawab Ayunda segera memasuki kamar mandi, di dalam kamar mandi tidak terasa di atas mereka ada yang memperhatikan, saat mereka sudah selesai buang air, Syfa baru menyadarinya.
“Ayunda, di atas itu apa?” Tanya Syfa merinding
“apa sih? jangan bercanda deh?” marah Ayunda ketakutan sambil segera memegang pintu dan segera keluar, mereka berlari menuju perpustakaan,
“memang apa yang kamu lihat Syfa?” Tanya Ayunda penasaran sedikit takut
“aku melihat perempuan tergantung di atas genteng kamar mandi sambil menjulurkan lidahnya, aku takut Ayunda ayo cepat pulang” jelas Syfa sambil menangis
“ya sudah ayo kita bilang ke yang lainnya” bujuk Ayunda ketakutan juga. Citra yang melihat dari kejauhan Syfa menangis segera mendekat
“ada apa? Kok Syfa menangis?” Tanya Citra
“ayo Citra kita pulang, aku takut” pinta Syfa masih menangis,
“Syfa habis melihat sesuatu di kamar mandi” jelas Ayunda, tiba-tiba saja Desi pingsan di ketidaksadaran mereka semua “hei Desi kenapa?” Tanya Citra yang melihat Desi tiba-tiba terjatuh, mereka berusaha membangunkan Desi, tetapi Desi masih pingsan, Syfa tambah menjadi-jadi menangisnya,
“Citra panggil Pak Kasim!” perintah Ayunda
“ok, aku segera kembali”
Citra pun berlari menuju kantin dimana Pak Kasim dan keluarganya tinggal di dekat kantin. Citra mengetuk-ngetuk pintu rumah kecil yang terbuat dari kayu tersebut, tetapi tidak ada jawaban, “aduh, Pak Kasim, Pak!! Buka pintu dong!” teriak Citra sambil masih menggedor gedor pintu, tiba-tiba saja ada sesuatu di belakang Citra yaitu laki-laki besar yang sangat-sangat besar Citra yang menyadari langsung teriak dan dalam seketika teriakan tersebut hilang disertai Citra pergi entah kemana.
Di perpustakaan Ayunda panik karena Citra tidak datang-datang,
“aduh Citra lama banget sih?” gerutu Ayunda, tanpa disadari lagi Syfa menghilang tiba-tiba
“aduh Syfa kemana lagi?” gerutu Ayunda tambah takut karena dia sendiri bersama Desi yang masih pingsan, Ayunda memberanikan diri untuk menyusul Citra, tetapi saat ingin keluar perpustakaan terlihat tak jauh di lapangan voli, Syfa terbaring bersimbah darah di tengah lapangan, Ayunda yang melihat itu lemas tak berdaya, yang ada dipikirannya hanyalah bertemu Citra yang membawa Pak Kasim untuk cepat keluar dari sekolah yang cukup luas itu, di perjalanannya menuju kantin, tepat saat melewati pohon nangka Ayunda melihat Citra tergantung-gantung sambil menjulurkan lidahnya, Ayunda shock dan langsung menuju rumah Pak Kasim, dia mengetuk sekeras mungkin sambil menangis ketakutan, tiba-tiba saja sosok wanita dengan pakaian putih muncul di samping rumah Pak Kasim dengan terngesot-ngesot, Ayunda segera lari karena wanita itu mengejarnya, Ayunda berlari menuju perpustakaan dengan berharap Desi telah terbangun dari pingsannya, tapi, Ayunda mendapati Desi tidak ada di dalam perpustakaan, harapan Ayunda hanya satu, yaitu menuju pintu gerbang sekolah yang dia tahu belum di kunci, Ayunda terus berlari, tetapi saat sampai di pintu gerbang terlihat Desi berdiri dengan wajah pucat, Ayunda sangat bersyukur ternyata Desi telah sadar,
“ooohhh Desi syukurlah kau masih hidup, ayo cepat kita keluar dari sekolah ini, Syfa dan Citra telah tiada” tangis Ayunda, tiba-tiba saja Desi mencekik leher Ayunda, ayunda bingung apa yang dilakukan Desi
“Desi apa yang kau lakukan? lepaskan” pinta Ayunda dengan nada suaranya telah hampir habis, Desi hanya melotot menatap Ayunda...

Tiba tiba saja Ayunda terbangun dari mimpinya saat bel jam istirahat berbunyi, dan ternyata semua itu hanya mimpi, Ayunda sangat bersyukur. Dirinya dan kawan-kawannya masih tetap selamat.
Cerpen Karangan: Marhamah Citra Ardilla
Blog: citraredprincess.blogspot.com
Ini merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya di:  untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatan penulis yang telah di terbitkan di cerpenmu, jangan lupa juga untuk menandai Penulis cerpen Favoritmu di Cerpenmu.com!